CERPEN WAHYUNI DESVIANDI
MENGAPAI CITA-CITA
DENGAN SEKOLAH DENGAN BAIK
OLEH:WAHYUNI DESVIANDI
"REN BANGUUUN!!BANGUUN!! UDAH JAM BERAPA INI..." Ujar ibuku.
"Iya-iya buuu..." ujarku yang masih mengumpulkan nyawa.
Kulihat jam didinding sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB.
"Oh ya ampuuuun..telat lagi...." ujarku
Langsung ku mandi,pakai baju sekolah dan waktu sudah menunjukkan jam 07.00.10 menit lagi bel sekolah ku berbunyi dan yang pasti hari ini aku telat lagi.
"Ibu aku berangkat dulu, aku udah telat niiih, Assalamulaikum.."ujarku.
"Ren sarapan dulu,ibu udah siapin sarapannya " ujar ibuku.
Tanpa menghiraukan ibu,aku berlari secepat mungkin kesekolah,berharap aku tidak telat.Saat hampir mencapai pintu gerbang,aku menambah kecepatan lariku dan itu sia-sia karena pak satpam Pak Adi menutup gerbangnya.Aku meminta kepada Pak Adi ntuk membuka gerbangnya tapi dia ngak mau.
"Aduuh Pak tolong Pak bukaiin pagarnya pak,pliiis banget Pak saya ngak mau kena hukum lagi pak" ujar ku memelas.
" Ngak ada ini udah yang kesekian kalinya kamu telat, Bapak ngak mau bukain terima aja nasib kamu!" ujar Pak Adi dengan tegas.
" Eh tapi pak.." ujarku.
" Ngak ada tapi-tapian sekarang ikut Bapak ke lapangan sekolah" ujarnya.
"Aduuuh ,Siap-siap kena hukuman lagi deeh" ujarku.
Pak Adi pun memanggil ibu Elna selaku guru wakil kesiswaan.Dia sepertinya sudah siap memberi hukuman.Untung saja yang telat hari ini bukan aku saja,masih ada beberapa siswa yang juga telat.Dan bu Elna pun memberi hukuman kepada siswa lain dan langsung dikerjakan.
Dan sekarang tinggal aku sendiri.Kok aku yang tinggal sendiri? Apa jangan-jangan aku ngak dikasih hukuman mungkin ya?mudah-mudahan saja benar.Ibu Elna mulai bicara.
" Sudah yang keberapa kali ananda telat ?" ujar bu Elna kepadaku.
"A-anu bu u-udah yang ke.."ujar ku dengan gugup.Ntah kenapa aku merasa gugup.
" Sudah-sudah cukup ibu sudah tahu,kalau boleh ibu tahu kamu bangun jam berapa?" ujar bu Elna.
"T-tadi saya bangun jam 06.30 b-bu " jawabku gugup.
"Jam 06.30 ya,berarti kamu ngak sholat subuh,dan ibu rasa kamu juga ngak sarapan" ujar bu Elna.
" Hehe iya buk" jawabku.
Bu Elna memasang wajah seriusnya,dan lanjut bicara.
"Oke,kalau ibu dengar-dengar katanya kamu ingin jadi Petugas Pemadam Kebakaran ya?"
Dengan semangat aku menjawab.
"IYA BU!! SAYA SANGAT BERCITA-CITA JADI PEMADAM KEBAKARAN BU" ujarku.
"Kamu bercita-cita seperti itu tapi ,kamu tau tugas dan tanggung jawab dengan cita-citamu itu? Menjadi petugas kebakaran itu bukanlah hal yang mudah nak,karena tugasnya sangat mementingkan keselamatan nyawa seseorang.Anggap saja suatu saat nanti kamu sudah jadi petugas pemadam kebakaran,dan kamu dan tim mu dapat tugas memadamkan kebakaran di suatu tempat,tapi karena kamu sedang tidur di pos dan kamu telat bangun karena sangat mengantuk sehingga tim mu telat untuk datang ke tempat kebakaran itu ,akibatnya ada orang yang kehilangan nyawanya akibat tim mu telat datang.Pasti kamu akan dipecat karena kelalaian mu ,pasti itu menyakitkan kan ?".
"Iya buk,orang kehilangan nyawanya dan saya kena pecat,double saya akan masalah bu" ujarku.
" Sekarang kamu ngertikan apa maksud ibu? Jangan karena kamu telat kamu dapat masalah,lihat sekarang gara-gara telat kamu ketinggalan pelajaran kan?" ujar bu Elna
" Ya bu,saya ngerti saya janji ngak akan telat lagi" ujarku.
" Sekarang kamu bersihkan sampah yang ada disekolah,itu sebagai hukuman kamu".ujar bu Elna
" Baik buk" jawabku.
Aku pun melaksanakan hukuman itu,setelah selesai aku pun pergi ke kelas.Aku sekarang sudah naik kelas 8/ 2 SMP. Semua teman-temanku melihatku dengan wajah seperti mengejekku.Meskipun begitu Alica temanku tidak seperti teman-temanku yang lainnya.
Dia itu suka ngasih contekan untukku,suka bantulah kalau soal belajar,apalagi dia langganan juara 1 dikelas.di kalau misalnya ada tugas,aku mintak aja jawabannya ke Alica.
Kemudian aku pun duduk di kursiku.
"Tumben lama kena hukumannya?biasanya bentar" tanya Alica.
"Ya tadi dikasih pencerahan sama bu Elna" jawabku.
"Waaah beneran? Tapi kok wajahnya ngak cerah ya? Tanya Alica usil.
"Aduh pencerahan hati maksdunya Alicaaa,bukan penampilanku" Jawabku kesal.
"Jangan marah-marah,hehe sengaja biar kamu ngak tegang aja" ujarnya usil.
"Yang dibelakang jangan berisik,ibu sedang menjelaskan jadi tolong diam" bu guru menegur.
"I-iya buuu" jawab kami berdua.
Kami pun mendengarkan penjelasan bu guru matematika kami yaitu bu Mika ,dan seperti biasa kami diberi tes sumatif. Kalau dikasih tugas kayak gini mah aku ngak ambil pusing,kenapa? Ya karena aku hanya cuma nyotek aja sama Alica.Saat semua siswa sibuk menghafal aku hanya melihat mereka.Setelah beberapa menit bu guru pun memberikan soal tes tersebut.Aku ingin menyontek ke Alica,tapi pengawasan bu Mika sangat ketat aku susah jadinya.Sepertinya terpaksa aku mengerjakan soalnya sendiri tapi aku ngak ngerti,tadi aku juga ngak ngehafal aduu apeees apeeees.Aku asal jawab aja.Dan ku kumpilkan ke bu Mika.
Setelah ku duduk kembali,mulailah tersadar pada diriku ini.Gara-gara aku sering nyontek sama Alica ,jadi aku hanya bergantung sama Alica dan akibafnya seperti iIni,ini karena aku kurang mandirin.Kayaknya sekarang aku harus mulai mandiri ngerjain tugas,ngk nyontek sama Alica lagi apapun baik tes ataupun tugas.
"OKEH AKU HARUS BISA" ujarku dengan suara lantang.
" Ada apa Ren kenapa kamu bicara keras-keras?" tanya bu Mika.
"Eh ngak ada bu,cuma saya lagi bertekad buk" jawabku ragu ragu.
"Kamu emangnya bertekad kenapa?" tanya bu Mika.
"Sa-saya mau jadi lebih mandiri buk,hehe" ujar ku malu-malu.
"bagus kalau begitu,semangatnya" buk Mika.
"Baik buk,makasih ya buk"jawab ku.
"Sama-sama Nak" jawab bu Mika.
Oh ya,sekolah ku adalah sekolah penggerak dan menggunakan kurikulum merdeka yang pelajarannya berdasarkan Projek Profil Pancasila,ya kalian pasti taukan?kalau Projek Profil Pancasila pasti banyak membuat projek,huh melelahkan.Jadi kali ini aku diberi tugas proyek untuk membuat sebuah alat peraga yang menunjukkan hukum newton,yang berangotakan 4 orang.Kalau soal membuat proyek-proyek mah aku jangan ditanya,minggu lalu aku membuat sebuah proyek yang bagus dan aku mendapatkan nilai tertinggi di kelas dengan proyekku.Oke,aku dimasukkan ke kelompok Alica yang pastinya lalu Brian dan Jiminshii.Kalian pasti salfok sama Jiminshii kan?namanya mirip dengan member BTS,itu karena ibunya adalah fans BTS atau bisa disebut ARMY ,sehingga ibunya berinisiatif memberi namanya Jiminshii.
Jadi dalam membuat proyek ini,aku bersama kelompok ku membuat pistol yang diletakkan diataskan punggung tangan dan tombol penembak pleurunya di genggaman tangan.Bu Mika terkesan melijat hasil proyek kami dan kami mendapat nilai tertinggi karena proyek yang kami buat menurut Bu Mika sangat kreatif,kenapa?karena kami membuatnya daru hasil sampah daur ulang sehingga tidak memerlukan banyak biaya serta mengurangi banyaknya sampah.Dalam bidang teori aku memang kurang baik tetapi dalam bidang kek buat proyek gini mah aku bisa mah,bukan sombong tapi memberitahu kellebihan dan kekuranganku dalam belajar.
Besoknya hari jum'at aku bangun lebih awal dan aku datang kesekolah ku tentunya tidak terlambat lagi dong,ini semua karena nasehat dari bu Elna juga.Dan bu elna sepertinya senang dengan sedikit perubahanku ini,karena tadi kami berpapasan saat mau masuk gerbang.Setelah masuk kelas aku merasa ada yang lupa tapi apa? Buku? Semuanya ada ,sudahlah biarkan saja.Bel sekolah berbunyi semua siswa dikumpulkan untuk melaksanakan rutinitas hari jum'at yaitu kultum.Ibu Siska memberi pengarahan tentang dosa meninggalkan sholat.Nah saat itu aku baru teringat kalau aku tidak sholat Subu.
" Ya ampun sudah bangun lebih awal tapi shalatku tinggal " gumamku.
Bu Siska memberitahu kalau meninggalkan sholat sama saja kita meruntuhkan islam,dan yang pastinya ketaqwaan kita kepada Allah SWT berkurang dan kita akan mendaoatkan dosa besar.Jadi siapa pun yang masih meninggalkan sholat mulai sekarang mulailah untuk menjadikan sholat itu sebagai kebutuhan,dan yang tentunya kita akan mendapatkan pahala jika mengerjakan shlolat.Disini aku tersadar aku janji kepada diriku dan kepada Allah aku tidak akan menibggalkan shollatku lagi.aku berjanji.
Setelah selesau acara kultum kami pun masuk kelas,kami berjar tentabg cita-cita kami.Bu Mika ia memberitahubkepada kami kalau ingin mencapai cita-cita ini kita harus memulainya dari sekarang.Aku bercita-cita sebgai Pemadam Kebakaran,seorang pemadam kebakaran harus memiliki jiwa yang bertanggung jawab,disiplin waktu,harus bisa mandiri,dan tentunya selalu bertaqwa kepada Allah agar tugas yang dijalani berjalan lancar dan diberkahi Allah SWT.
Sejauh ini aku berfikir bahwa,projek profil pancasila ini membantuku dalam menggapai cita-citaku.Karena dengan profil projek pancasila ini siswa dituntut untuk memiliki sikap bertaqwa kepada Allah SWT,gotong royong,MandirI,kreatif dan masih banyak lagi.Sedangkan untuk menjadi petugas pemadam kebakaran memerlukan sikap-sikap tersebut.Aku rasa projek profil pancasila ini adalah modal ku untuk menggapai cita-citaku,terlebIh lagi dengan masukkan dari beberapa guru disekolah.Aku akan mulai merubah diriku menjadi lebih baik dengan pendoma profil projek pancasila ini.Dan sekarang aku akan menggapai cita-citaku dengan berlandaskan projek profil pancasia,aku berdoa agar aku dapat menggapai cita-citaku Aamiin.
Selesai
APA GUNANYA
LU NYESEL SEKARANG
OLEH: WAHYUNI DESVIANDI
kalau punya sahabat tu emang enak, tapi kalau udah ada yang baru pasti ninggalin yang lama.Itu sih emang hukumnya.Yak, kenalin nama gw Viona.Gw punya sahabat lama gw Karin dan Maria. Gw sahabat ama mereka dari kelas 5 SD sampai sekarang kelas 9 SMP.
Tapi keeratan gw ama mereka sekarang udah mulai renggang apalagi ama Karin ,kenapa? Ya kalian pasti tau karna apa.. Ya karena ada yang barulah karena apa lagi gitukan.( baca paragraf pertama, makanya baca yang bener).Penasaran kenapa bisa kayak gitu? Ya udah Soook simak dengan buayik dan bener nih ya...
Tahun pertengahan 2022 kami naik kelas 9 dan lagi-lagi kami dikelas yang sama.Bisa dibilang selama SMP kami 1 kelas. Karena udah 3 tahun nih sama terus, tentu ada aja suka duka yang gw ama mereka laluii eaaaak. Karena gw anak yang pintar ( sombong dulu ngak papa lah ya), jadi gw selalu batuin mereka tentang tugas tugas sekolah mereka ,bahkan sampai tengah malam pun gw rela batuin mereka gitu loh ,tentunya karena gw anak yang baik.
Selama ini, gweh nolong mereka tulus tanpa pamrih, karena sebagai sahabat tentu kita harus saling menolong gitukan. Tapi 1 yang gw bingung, setiap gw minta tolong nih gw ngak dapat batuan sama sekali ama mereka. Ada ajah alasan mereka. Nih Salah satunya.
"Rin, bantuin gw dong, yang tugas prakarya kan lu ahlinya kan, dikit doang kok, cuma lem in mutiara mau yah " ujar gw.
"Eh Vio Bukan gw ngak mau tapi, Gw bantuin emak gw dulu nih" ujar Karin.
" Habis lu nolongin emak deh,pliiis". Ujar gw.
"Ngak bisa tolol gw masih ada kerjaan lain,maap yak" ujarnya.
"Ya udah deeh " ujar gw agak murung.
Nah pas hari itu juga ternyata dia ngak bantuin emaknya, malah main ama si Maria. Kan gimana gituh, jadi kesel gw ama dia. Jadi kepikiran ama gw, gw selalu bantuin gituh loh, bahkan yang merugiin gw tetap gw bantu gituh loh. Tapi biarin mungkin dia lagi ngak mood.
Nah kalau tahun ajaran baru pastilah ekskulnya pun baru, nah gw mau masuk silat nih, so Karin juga gitukan, tapi maria ngak soalnya dia orang pemager.
Jadi pas disilat itu ada satu anak nih, cowok yang kayak friendly, mau deketin si Karin ama gw. Nah dari situ Kami pun deket ngak lupa si Maria juga, karena Kami 1 sekolah. Awalnya biasa biasa aja nih, sampai cowok ini suka ama si Karin.Oh ya lupa gw namanya Nathan. Nah karena si Nathan suka ama si Karin, otomatis dia banyak bicara dong ama si Karin, Lama lama Karin juga suka ama tu cowok, mereka berdua terus nih, gw jadi nyamuk. Gw pun ngerasa jengkel, kesel gitu loh. Si Karin berubah maksa ada Nathan dia Berdua aja sama Nathan, tapi pada nggak ada dia si Karin sama gue.
Nah pas Ada cowok ini gw ke sisih sendiri gitu jadi kayak gimana gitu kan. Si Nathan ini juga dekat sama gue tapi lebih dekat sama si Karin gitu nah waktu itu kan lagi ada turnamen silat gue kan ama si Karen . Nah terus si Nathan ajakin Karin makan gitu gue di samping Karin loh nggak diajak nggak dianggap gue gitu terus ditinggalin aja gw sendiri, tapi Tetap positif thinking, mungkin dia pengen berduaan ya lagi sama-sama suka itu kan. Nah lama-lama gue diamin makin ngelonjak tuh anak berdua. Waktu mau pergi silat biasanya Karin ama gue Nah sekarang dia mau nathan,gue tinggal sendiri gitu kan. Lama-lama gue ngerasa gue kayak nggak dianggap ama Karin sama Nathan Ya udah gue minggat tuh sama anak berdua. Gue ngambek nggak enak aja rasanya gitu loh. gue ada tapi nggak dianggap kayak nyamuk.
Nah gue nanya atuh ama si Karin
"Rin, lu kok berubah sih lu lebih ama Nathan." ujar gw.
"Apaan sih, biasa aja Kok, lunya aja yang baperan.
Dalam hati gue gue bilang lah kok ngegasnya Ni anak gitu kan Ya udah gue mutusin biar nggak deketin sama sekali lagi Gw ama Ria aja. Ya udah gue tinggalin kan terus si Karin ini minta tolong sama gue kan nggak gue mau gue bantuin gitu kan . Ya udah dianya marah sama gue gitu kan .Ya udah gue bilang
"Gw ngak bantuin lo terus, Lu nya aja ngak ngangep gw Ada " ujarbgw
"Lu berubah Sekarang " ujarnya
"Lu yang berubah bangsat, lu kalau ada Nathan lo ngak anggap gue ada lo ninggalin gue sendiri .Tapi kalau itu kayak lu mafatin gue gitu .Kalau nggak gue bantuin nggak marah. gue bantuin terus lu lupaiin gw. Kalau lagi susah-susah ama gue tapi kalau udah seneng lu sama orang lain bangsat lo memang".ujar gw kesel.
" Lu ya kenapa aku mau kita nggak temenan lagi bye".ujarnya.
' Ya udah kalau gitu Awas lu ya Nanti nyesel ninggalin gue " ujar gw
Dan bener gitu sih Nathan pindah sekolah woi karena orang tua juga Pindah rumah gitu ,ya udah tinggal tuh sekarang sendiri nggak ada temen bodo amat yang mutusin sahabatd dia. Nggak peduli gue gitu kan.
"Vio, maafin gw, Salah gw, Lu udah batuin gw tapi gw ngak anggap lu nyeseln gw maafin gw Vio "Ujarnya.
"Nah benerkan Kata gw nyesel lu kan. Tapi maaf gw ngak mau temanan ama Lu lagi maaf. " ujar gw.
Si Karin nangis tapi gue udah nggak peduli .
Terjebak di Sekolah Horor
Oleh: Wahyuni Desviandi
Pada suatu malam yang gelap gulita, sekelompok siswa tingkat terakhir SMA bernama Andre, Bella, Charlie, dan Dina mendapatkan undangan misterius untuk menghadiri pesta ulang tahun di sebuah sekolah terbengkalai yang terkenal dengan reputasinya sebagai sekolah horor. Meskipun mereka merasa waspada, rasa penasaran yang besar membuat mereka akhirnya memutuskan untuk pergi.
Saat mereka tiba di sekolah tersebut, suasana sepi dan angin dingin menerpa mereka. Terlihat seperti sebuah labirin yang ditinggalkan. Mereka memasuki gedung utama yang berdebu, dan suasana mencekam langsung menyergap mereka. Pesta ulang tahun tersebut ternyata tidak ada dan mereka merasa terjebak di dalam sekolah yang misterius ini.
Saat mencoba mencari jalan keluar, mereka mendengar suara-suara aneh, seperti bisikan-bisikan dan langkah-langkah kaki di kegelapan. Mereka berusaha untuk tetap tenang dan mempercepat langkah mereka. Namun, semakin mereka berjalan, semakin mereka terperangkap dalam labirin yang tak berujung.
Malam semakin larut, dan suasana semakin menyeramkan. Dina yang biasanya ceria mulai kehilangan semangatnya, sedangkan Bella menjadi lebih paranoid. Andre dan Charlie berusaha untuk tetap kuat dan mencari cara untuk keluar dari sekolah tersebut.
Tiba-tiba, mereka menemukan sebuah pintu yang tersembunyi di salah satu ruangan kelas. Mereka membuka pintu tersebut dengan hati-hati dan terkejut melihat sebuah ruangan bawah tanah yang penuh dengan simbol-simbol aneh dan lilin-lilin menyala. Ruangan itu terlihat seperti tempat untuk melakukan ritual-ritual gelap.
Tanpa disadari, mereka telah menjadi bagian dari permainan jahat yang direncanakan oleh entitas supernatural yang menguasai sekolah tersebut. Entitas tersebut ingin mengorbankan nyawa mereka sebagai tumbal dalam upaya membangkitkan kekuatan jahat yang ada di sekolah.
Andre, Bella, Charlie, dan Dina menyadari bahwa mereka harus bekerja sama untuk mengalahkan entitas tersebut dan keluar dari sekolah itu. Mereka mencoba untuk memecahkan teka-teki dan menemukan cara untuk melawan kekuatan jahat yang ada.
Saat hampir menyerah, mereka menemukan sebuah buku kuno yang berisi mantra dan ritual pembuatan pelindung. Mereka menghafal mantra itu dan mempersiapkan diri untuk menghadapi entitas jahat itu.
Pada malam berikutnya, ketika entitas jahat itu mencoba mengambil nyawa mereka, Andre, Bella, Charlie, dan Dina melawan dengan mengucapkan mantra pelindung. Cahaya terang menyilaukan dan entitas itu mulai melemah. Dengan kekuatan gabungan dan keberanian mereka, mereka berhasil mengusir entitas tersebut dan akhirnya berhasil keluar dari sekolah horor itu.
Mereka meninggalkan sekolah itu dengan perasaan lega, namun juga sadar bahwa pengal
aman mengerikan itu akan tetap membekas dalam ingatan mereka. Mereka bersumpah untuk tidak pernah lagi memasuki tempat yang berbahaya seperti itu dan berjanji untuk selalu saling menjaga. Pengalaman itu mengajarkan mereka tentang persahabatan, keberanian, dan bahwa ada kekuatan yang lebih besar dalam diri mereka daripada yang mereka kira.
Akhirnya, mereka kembali ke kehidupan sehari-hari mereka, tetapi cerita tentang terjebak di sekolah horor itu akan selalu menjadi pengingat bagi mereka tentang pengalaman yang tidak akan pernah mereka lupakan.
"Harapan di Tengah Keterbatasan"
Oleh: Wahyuni Desviandi
Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Aji. Aji adalah seorang anak yang malang karena dia mengalami keterbatasan fisik. Kedua kakinya lumpuh sejak lahir, membuatnya harus menggunakan kursi roda untuk bergerak.
Meskipun menghadapi keterbatasan ini, Aji memiliki semangat yang kuat dan keinginan untuk menjalani kehidupan yang penuh makna. Ia selalu berusaha untuk tidak membiarkan keterbatasannya menghalangi impian dan tujuannya.
Aji memiliki seorang ibu yang sangat peduli dan penyayang. Ibu Aji selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada anaknya. Ia mengajar Aji untuk tidak pernah menyerah dan selalu berusaha semaksimal mungkin.
Di sekolah, Aji menjadi teman yang disukai oleh semua orang. Ia memiliki kepribadian yang ceria dan selalu membantu teman-temannya ketika mereka membutuhkan bantuan. Meskipun terkadang dia merasa sedih karena tidak dapat berlari dan bermain seperti teman-temannya, Aji tidak pernah menunjukkan kekecewaannya kepada orang lain.
Suatu hari, sebuah kabar baik datang kepada Aji. Sebuah organisasi amal yang peduli pada anak-anak dengan keterbatasan ingin membantu Aji mendapatkan kursi roda baru yang lebih modern dan ringan. Aji merasa begitu bahagia dan berterima kasih atas bantuan yang diberikan.
Dengan kursi roda barunya, Aji merasakan kebebasan yang baru. Ia dapat bergerak dengan lebih mudah dan tanpa hambatan yang signifikan. Aji mulai menjelajahi desa dan menjalankan hobinya yang selama ini terabaikan, yaitu menggambar.
Keterampilan Aji dalam menggambar sangat luar biasa. Ia sering menggambarkan keindahan alam di sekitar desa, dan karyanya menjadi sorotan di sekolah. Banyak orang terinspirasi oleh semangat dan ketekunan Aji dalam mengejar impian meskipun dengan keterbatasannya.
Dalam sebuah kompetisi seni tingkat nasional, Aji memutuskan untuk mendaftar. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, ia tidak ingin membiarkan hal itu menghentikannya. Dengan dukungan penuh dari ibu dan teman-temannya, Aji berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan karya seni terbaiknya.
Pada hari pameran seni, karya Aji menjadi pusat perhatian. Para juri dan pengunjung terkagum-kagum dengan detail dan keindahan yang ada dalam setiap lukisan Aji. Ketika pemenang diumumkan, Aji merasa gugup dan berharap akan mendapatkan penghargaan.
Ketika nama Aji diumumkan sebagai pemenang pertama, rasa bahagia dan kebanggaan memenuhi hatinya. Semua orang berdiri dan bertepuk tangan untuknya. Aji berhasil membuktikan bahwa meskipun mengalami keterbatasan, ia tetap bisa mencapai prestasi yang luar biasa dengan
semangat dan tekad yang kuat.
Cerita Aji menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama anak-anak yang menghadapi keterbatasan fisik. Aji membuktikan bahwa dengan tekad dan semangat yang kuat, kita dapat mengatasi segala rintangan dalam hidup dan mencapai impian kita.
Dalam hidup ini, kita tidak bisa menghindari masalah atau keterbatasan, tetapi seperti Aji, kita dapat mengubahnya menjadi peluang untuk tumbuh dan menginspirasi orang lain. Karena sesungguhnya, di balik setiap keterbatasan, ada harapan yang selalu bersinar terang.
Komentar
Posting Komentar